Motorku (si Rombeng) Yang Selalu Membuat Sial

October 19, 2011

Semenjak si Rombeng saya beli bulan Desember tahun kemarin, banyak kesialan yang dia ciptakan untuk saya seperti berikut ini:
1. Tanki bensinnya yang selalu bocor, dan akhirnya saya ganti bulan september
2. Spulnya pernah mati, saya harus mendorong motor tersebut dimalam hari dari perumahan bukit dago sampai kampung
serua  bulak ( kurang lebih 5 km)
3. Tromolnya yang tiba-tiba jebol disekitar Jagakarsa. Saya harus mendorongnya ke bengkel terdekat tengah malam
4. Karburatornya yang selalu bocor. Saya sampai membawanya berkali-kali ke bengkel walaupun sampai tulisan ini
dibuat tetap masih bocor
5. Mogok lagi karena bensin tekor. Kali ini tejadi di daerah matraman, sdehingga saya harus mendorong motor itu guna mencari tukang bensin eceran atau
pom. Saya mendorongnya cukup jauh dimana akhirnya tembus di jalan Gato Soebroto didepan Carrefor M.T. Haryono.
6. Si rombeng mogok dimalam hari selepas mengajar, masalahnya adalah karburatornya, saya harus mendorongnya dari Tanjung Barat sampai di Piere
Tendean. Karena semua bengkel sudah tutup, saya putuskan menginap disalah satu pom bensin, saat itu jam 2 malam. Kebetulan ban nya juga kempes,
lengkaplah penderitaannya. Untunglah tidak terjafi apa-apa ketika mendorong motor tersebut, yang saya khawatirkan adalah orang-orang jahat yang
merampok atau merampas harta benda saya.
7. Bensinnya yang tiba-tiba habis. Sudah tidak terhitung berapa kali saya harus mendorong motor tersebut dikarenakan bensinnya
habis.
8. Pada akhir bulan oktober, saya putuskan untuk servis besar atau turun mesin. Masalah kembali datang karena suku cadangnya yang susah didapat.

Setelah turun mesin, saya berencana membeli motor baru menggantikan si Rombeng yang membuat saya sial berulang kali. Mungkin hanya satu pelajaran yang si rombeng berikan untuk saya, yaitu: Dalam keadaaan apapun jangan terlalu percaya sama barang-barang tua! Mereka selalu merepotkan sipemiliknya!
Ada 2 peristiwa yang saya anggap sangat berkesan terkait dengan masalah motor si rombeng ini. Yang pertama, ketika saya harus mendorong motor ini dikegelapan malam jum’at dari bukit dago menuju ke serua bulak. Yang kedua, ketika saya juga harus mendorong si rombeng dari  Tanjung Barat sampai ke Piere Tendean dimana saya terpaksa menginap di sebuah pom bensin akibat kelelahan.
Tapi terkadang saya bangga juga lho, Si Rombeng itu ternyata banyak yang naksir juga, alias yang mau memilikinya. Saya sampai sekarang masih terkaget-kaget kenapa orang-orang sangat tertarik pada Si Rombeng itu, ngak semua orang sih, sebagian kecil aja, disamping yang benci setengah gila juga banyak. Gini lho, Dia itu kan motor tua, bodinya dah ngak asik lagi, joknya keras, kabel-kabelnya berseliweran ngak karuan, lampunya mati mlulu, dah gitu karatan lagi, pokoknya sangat elok lah, sangat elok tuk dibuang maksudnya, tapi selalu saja ada orang yang nanya kayak gini “motornya mau dijual, mas?, berapa?”, dan lain-lain pertanyaan yang membuat si empunya bersegera, bersegera menaikan harganya he..he..he…

Leave a comment